Kerusakan Terparah di Bagian Belakang Pesawat Qatar Airways Terkena Turbulensi
Insiden turbulensi parah yang dialami pesawat Singapore Airlines SQ321 mengutarakan fakta lain. Salah seorang petugas medis yang berikan pertolongan pertama pada pasien sehabis pesawat mendarat di Bandara Suvarnabhumi Bangkok mengutarakan bahwa kabin belakang pesawat mengalami kerusakan terparah (visit website).
Dalam wawancara dengan Thai PBS dan diterjemahkan oleh 8world, petugas bernama dr. Wichanya itu perlihatkan sebagai anggota berasal dari tim medis yang diletakkan di bandara, dia diinformasikan bahwa pesawat yang bermasalah akan mendarat didalam 30 menit dan banyak yang terluka di dalamnya. Informasi awal perlihatkan seorang penumpang pesawat tewas dan 30 orang lainnya terluka.
Mengutip AsiaOne, Minggu (26/5/2024), dia segera bekerja mempersiapkan kehadiran pesawat dan mengaktifkan tenaga medis yang dibutuhkan. Dia mengakui bahwa awalannya skeptis saat mendengar mengenai kuantitas orang yang terluka di didalam pesawat gara-gara angkanya tetap berfluktuasi.
Setelah pesawat mendarat 10 menit lebih awal berasal dari perkiraan, dr. Wichyanya menjadi salah satu orang pertama yang memasuki kabin. Dia menggambarkan kabin depan cuma mengalami sedikit kerusakan atau lebih-lebih tidak ada gejala kerusakan. Namun pas berjalan menuju ke tengah, dia sadar bahwa ada lebih banyak kerusakan pada perangkat keras dan juga lebih banyak penumpang yang terluka.
Cuaca Mempersulit Penyelamatan
Dia perlihatkan anggota yang mengalami kerusakan terparah dan kuantitas korban luka terbanyak adalah anggota belakang pesawat. Dia memberi tambahan bahwa sesuai prosedur, evakuasi diprioritaskan kepada mereka yang mengalami luka enteng dan berat, dan mengeluarkan mereka berasal dari pesawat untuk perawatan dan evaluasi sebelum akan membawa mereka ke rumah sakit.
“Suasana di didalam kabin pas itu terlampau sepi. Kemungkinan besar para penumpang tetap syok sehabis mengalami pengalaman mengerikan tersebut,” ucapnya.
Cuaca tidak baik menjadi tantangan bagi semua orang yang terlibat didalam usaha penyelamatan. Petugas tanggap darurat mesti segera mendirikan tenda di landasan didalam pas 20 menit gara-gara perkiraan akan turun hujan lebat, untuk menanggung kenyamanan penumpang yang dievakuasi. Peristiwa ini berjalan sekitar dua jam sehabis pesawat mendarat dan operasi tetap berlangsung.
Menurut dokter yang udah bekerja di bandara selama 12 tahun itu, suasana berikut adalah suasana darurat medis berskala besar pertama yang ditangani timnya. Dia juga menggambarkan kerja tim yang terlibat mirip dengan penyelamatan gua pada 2018 yang melibatkan 12 anak laki-laki berasal dari tim sepak bola dan pelatih mereka di Chiang Rai. Dia menambahkan, para penumpang patuh dan berikan jalur kepada tim medis.
Leave a Reply